Konferensi Waligereja Filipina (CBCP) Mengimbau Umat Katolik Memakai Pakaian Putih sebagai Doa untuk Pembaruan dan Tata Kelola yang Baik


Konferensi Waligereja Filipina (CBCP) mengimbau umat Katolik untuk mengenakan pakaian putih setiap hari Minggu selama bulan Oktober dan November, serta memasang pita putih di rumah, gereja, dan tempat umum sebagai bentuk doa bagi pembaruan bangsa di tengah isu korupsi dan bencana alam yang baru-baru ini melanda.

Dalam surat edaran yang diterbitkan pada hari Sabtu, Presiden CBCP Kardinal Pablo Virgilio David menjelaskan bahwa penggunaan pakaian dan pita putih melambangkan seruan rakyat “untuk transparansi, akuntabilitas, dan tata kelola pemerintahan yang baik.”

Ia menambahkan bahwa tindakan simbolis tersebut juga merupakan “doa yang rendah hati agar bangsa kita disucikan dan diperbarui dalam belas kasih Allah, serta dijauhkan dari bencana-bencana lebih lanjut.”

“Biarlah pakaian putih kita menjadi simbol kemurnian yang kita dambakan bagi tanah air dan hati kita. Semoga masa doa dan pertobatan ini membawa kita pada harapan, penyembuhan, dan pemulihan kehidupan bersama dalam kebenaran dan keadilan,” ujar Kardinal David.

Kardinal tersebut juga mengajak umat Katolik untuk bergabung dalam tindakan bersama berupa tobat dan doa menyusul serangkaian bencana yang baru-baru ini menimpa Filipina, termasuk topan, letusan gunung berapi, kebakaran, dan gempa bumi yang menyebabkan banyak komunitas mengalami kehilangan dan ketidakpastian.

“Selama beberapa hari terakhir kita mengalami bencana yang mengerikan—satu demi satu! Marilah kita memohon belas kasih Tuhan bagi umat kita,” kata David.

Ia juga menegaskan kembali “Seruan Nasional untuk Doa dan Pertobatan Publik” yang sebelumnya disampaikan para uskup, dengan mengajak umat Filipina untuk berdoa setiap hari Minggu—dan jika memungkinkan, setiap hari—hingga Hari Raya Kristus Raja, disertai dengan bunyi lonceng gereja sebagai tanda doa bersama.

Sumber: CBCP News

“Faith and reason are like two wings on which the human spirit rises to the contemplation of truth….” JP II