Sinodalitas: Fokus Utama Konferensi Waligereja Malaysia, Singapura, Brunei


Sidang Pleno Konferensi Waligereja Malaysia-Singapura-Brunei (CBCMSB) ke-113 tahun ini merupakan sebuah peristiwa penting dalam banyak hal. Sidang para uskup, uskup agung dan kardinal dilaksanakan di Basilika Kecil St Anne di Bukit Mertajam, Penang pada tanggal 8-12 Januari 2024, bertepatan dengan Misa Syukur Kardinal Sebastian Francis dalam rangka pengangkatannya menjadi Kolese Kardinal .


Sidang Konferensi Waligereja dimeriahkan dengan kehadiran Nuncio Apostolik Malaysia, Uskup Agung Wojciech Załuski, Kardinal Giorgio Marengo, Prefek Apostolik Ulaanbaatar, yurisdiksi misionaris yang mencakup seluruh negara Mongolia dan Sekretaris Jenderal Federasi Asia. Konferensi Waligereja (FABC) Pastor William La Rousse.


Kardinal Giorgio menyampaikan penghargaannya yang besar dan terima kasih kepada Konferensi Waligereja atas dukungan persaudaraan mereka ketika gereja Mongolia diberkati dengan kunjungan bersejarah Bapa Suci Paus Fransiskus pada bulan September 2023. Beliau menyerahkan kepada Konferensi Waligereja sebuah plakat kayu berbentuk negara Mongolia, dengan kata-kata terima kasih dan penghargaan tertulis di atasnya.


Nuncio Uskup Agung Zaluski menyampaikan apresiasinya atas solidaritas Konferensi Waligereja dengan Vatikan. Beliau menyampaikan dorongan dan upaya tak kenal lelah Paus dalam menentang perang, penderitaan manusia, kematian dan kehancuran yang terjadi secara global. Dia mengulangi seruan Paus agar Gereja berkomitmen membawa pesan Injil ke masyarakat, dan teguh dalam menjunjung tinggi kasih pastoral.


Pastor William La Rousse, seorang imam Maryknoll yang bermarkas di kantor Sekretariat Pusat FABC di Bangkok, Thailand, memberikan informasi terkini mengenai arahan dan dorongan Gereja Asia dalam bergerak menuju sinodalitas. Ia membawa serta beberapa publikasi dari FABC; yaitu, Dokumen General Conference Bangkok FABC, Dokumen Final FABC dari Majelis Kontinental Asia tentang Sinodalitas dan Laporan Sintesis Sesi Pertama Sinode Para Uskup pada Sidang Umum Biasa ke-16.


Pastor William mengingatkan Konferensi Waligereja mengenai upaya tindak lanjut yang diperlukan dalam persiapan menuju sesi kedua Sidang Umum Sinode Para Uskup yang dijadwalkan pada Oktober 2024. Lembar kerja dan instruksi tersebut berisi pertanyaan-pertanyaan yang perlu direnungkan dan ditanggapi oleh gereja-gereja lokal. 20 pertanyaan dan tema dianggap sebagai prioritas. Setiap negara diminta untuk menguraikan kontribusi studi mendalam yang diterima dari gereja-gereja lokal, dan merangkum laporan di tingkat nasional.


Konferensi Waligereja juga mengadakan cocktail dan makan malam bersama dengan Konferensi Para Pemimpin Religius (CRMS), dilanjutkan dengan sesi bersama pada hari berikutnya. Pertemuan gabungan tahunan ini berfungsi sebagai platform bagi komunitas keagamaan untuk melakukan perjalanan bersama dengan gereja – baik pendeta maupun awam. Pertukaran pikiran, berbagi pengalaman dan saling mendukung menjadi salah satu manfaat dari pertemuan bersama ini.


Pada pertemuan gabungan tersebut, ini merupakan kesempatan besar bagi banyak pemimpin religius untuk secara terbuka terlibat dalam diskusi dengan para uskup mengenai masalah-masalah mendesak, atau hal-hal yang memerlukan perhatian para uskup. Dialog terbuka ini tentu membantu mempererat hubungan umat beragama dengan gembala diosesan di keuskupan yang mereka layani.


Untuk sembilan keuskupan di Malaysia, masing-masing uskup kemudian melaporkan tentang Sidang Pastoral Keuskupan Agung/Keuskupan (APA/DPA) masing-masing yang diselenggarakan pada tahun 2023. Semua memberikan tanggapan positif terhadap metode percakapan spiritual (percakapan spiritual juga berfokus pada kualitas kemampuan mendengarkan seseorang. sebagai kualitas perkataan yang diucapkan) yang diperkenalkan pada Sidang Umum Biasa Sinode Para Uskup ke-16.


Sidang-sidang keuskupan ini akan menjelang Tahun 2024, yang dinyatakan sebagai Tahun Doa di mana tiga wilayah Semenanjung Malaysia, Sabah dan Sarawak akan berkumpul untuk sidang-sidang regional mereka. Bagi kaum muda Katolik di Malaysia, pada Tahun Yobel 2025, Perjalanan Salib Malaysia akan dimulai setelah Majelis Kaum Muda Katolik Malaysia yang dijadwalkan pada bulan April 2025. Majelis ini akan mempertemukan kaum muda Katolik dari sembilan keuskupan. di Malaysia.


Konvergensi akhir dari semua majelis ini tidak diragukan lagi adalah Konvensi Pastoral Malaysia (MPC) 2026 yang dijadwalkan akan diadakan di Johor, yang akan menyaksikan konvergensi para klerus, religius dan awam dari sembilan keuskupan di Malaysia dimana kita akan bertemu. bersama-sama sebagai satu gereja Malaysia.



“Faith and reason are like two wings on which the human spirit rises to the contemplation of truth….” JP II